Kabupaten dengan luas wilayah 901,52 kilometer persegi ini tidak kalah dengan daerah lainnya. Kabupaten tegal juga mempunyai ratusan pengrajin batik yang sudah turun-temurun sejak lama. Pengrajin batik ini tersebar di beberapa desa Kabupaten Tegal. Mereka ada yg mengembangkan produk batik tulis dan alam, batik cap, batik sablon/printing, dan batik kombinasi.
Batik Tegalan mempunyai corak yang sangat unik. tergolong dalam jenis batik pesisir karena ragam hiasnya naturalis, tidak ada aturan atau batasan mengikat seperti halnya batik Yogya dan Solo. Batik Kabupaten Tegal terkenal dengan motif batik klasik yang memiliki corak dan warna tegas, hal ini mencerminkan watak “Wong Tegal”.
Batik tulis Tegal atau Tegalan dapat dikenali dari motif gambar atau motif rengrengan besar atau melebar. Motifnya banyak mengadopsi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat.
“Ada beberapa motif batik Tegalan yang sudah dikenal masyarakat, seperti motif Beras Mawur, Watu Pecah, Gribigan, Galaran, Blarakan, Kembang Sawo, Ambringan, Kembang pacar, Krokotan, Sawut Rembet, Jae Sarimpang, Kawung, Kawung Jenggot, Kawung Beton, Sidamukti, Sidamukti Kuku Macan, Sidamukti Ukel, Sidamukti Grandil, Sidamukti Putihan, dan Sidamukti Rantai”.
Motif Beras Mawur, misalnya dibuat berupa titik-titik putih seperti beras tumpah (beras mawur). Pembuatan godongannya (bentuk daun) adalah ambringan atau daun ambring yang dikombinasikan dengan beberapa bunga.
Sedangkan motif Mahkota merupakan motif dengan menggunakan pacitan gabahan dan menggambarkan bentuk mahkota dengan warna biru. Motif Mahkota juga merupakan motif nongeometris dengan bentuk mahkota mendominasi seluruh permukaan kain, sedangkan godongan dengan isen-isennya menjalar di sela-sela bentuk mahkota dengan batasan agris putih. Pemilihan warna pada motif ini didominasi warna biru yang memenuhi bentuk mahkota, juga pada bentuk godongannya warna biru muncul mengiringi warna hijau muda dan sedikit warna kuning gading. Warna krem pada pacitan gabahan menambah anggunnya motif mahkota tersebut.
“Sebaliknya, motif Alimahan berupa motif daun yang sarat dengan isen-isen. Sedangkan pacitannya (dasarnya) berupa gabahan (padi yang masih menempel pada tangkainya). Penggarapan bentuk motif ini sebenarnya hanya ada 4 macam bentuk daun, tetapi pembuatan isen-isen dan warna daun tersebut berbeda-beda sehingga kelihatannya bentuk daunnya dibuat bermacam-macam,”
Motif Grandilan adalah motif dengan menggunakan godongan Turi Putih sebagai inti dari motif ini, sedangkan pacitannya berupa klabangan yang memenuhi permukaan kain.
Motif Grandilan juga merupakan motif nongeometris dengan penempatan bentuk-bentuk daun turi yang menyebar.
Berbeda dengan motif Glondahan, motif Tambangan adalah motif yang menyerupai tambang yang menyilang dan membentuk belah ketupat. Sedangkan di dalam belah ketupat tersebut terisi dengan godongan, pacitan dan isen-isen yang berbeda-beda.
Motif Tambangan menonjolkan bentuk tambang yang melintang dan penuh dengan isen-isen terlihat tumpang tindih bergantian, bentuk tambang dibuat besar sehingga mendominasi motif ini, sedangkan penggarapan godongan, pacitan hanya pelengkap yang mengisi bagian di antara tambang tersebut.
Ada satu lagi motif yang sangat khas Tegal “ndiwek”, yaitu motif Kitiran. Nama motif Kitiran diambil dari bentuk pacitannya, yaitu pembuatan pacitan menyerupai bentuk kitiran yang sedang berputar. Pembuatan pacitan seluruhnya berupa kitiran, sedangkan bentuk godongannya berupa manukan (burung) dan daun dengan penggarapan isen-isen yang bervariasi
Motif Belah Ketupat, tak kalah uniknya. Motif ini berbentuk dua buah segitiga yang membetuk belah ketupat sedangkan masing-masing segitiga memiliki pacitan yang berbeda-beda. “Pembuatan pacitan pada masing-masing segitiga yang membentuk belah ketupat berupa buntut bajing, gabahan,cecek awe-awe, sawud rentet dan lain-lain. Sedangkan pembuatan godongan hanya sebagai penyatu yang dibuat diantara/perbatasan segitiga satu dan lainnya yang berbentuk daun dan bunga,”
Motif Dlorongan, tak kalah menariknya. Pasalnya, motif ini berbentuk garis yang membujur miring dengan penggarapan pacitan dan godongannya di antara dua garis yang menyilang tersebut.
“Di beberapa desa saat ini tengah mengembangkan motif Krikilan. Motif ini diambil berdasarkan pacitannya, yaitu berupa krikilan ( batu- batu kecil) yang memenuhi ke seluruh permukaan kain batik di antara godongannya (daunnya). Motif krikilan menggunakan godongan berupa bentuk burung, daun dan bunga yang tersusun dengan keseimbangan yang matang. Bentuk burung digarap dengan ketelitian yang tinggi serta dengan mempertimbangkan segi-segi keharmonisan terutama dalam perwarnaan,”
Sentra industri batik di kabupaten Tegal sendiri kini tersebar di desa Bengle, Pasangan, Pangkah, Dukuhsalam, dan desa Sindang.
Sudah pakai batik tegalan belum?
Yuk, bangga dengan buatan Indonesia.
Semoga kelak batik Kabupaten Tegal mendunia.