poraparadminNovember 2, 2022
TIC_0301-1280x853.jpg

1min1690

Kepala Dinas Kepemudan, Olahraga dan Pariwisata Bapak Uwes manjadi narasumber pada kegiatan penguatan profil pelajar pancasila dengan tema Kearifan lokal sebagai aset dan budaya bangsa di SMK N 01 Slawi pada Selasa(01/11/2022), dalam kesempatan ini Kepala dinas menyampaikan bahwa pentingnya menjaga kearifan local /Local Wisdom yang kita miliki melalui Kepariwisataan bisa kita ikut berperan dengan menjaga dan melestarikan serta mengenalkan potensi wisata budaya yang ada di Kabupaten Tegal, contohnya ruwat bumi guci di mana sudah menjadi Event tahunan yang memberi dampak positif serta multiplier effect yang luas.


poraparadminJuly 21, 2022
RUWAT-BUMI-2022-IG-1280x1280.jpg

11min4220

Flayers Publikasi Ruwat Bumi Guci 2022 @ali_khaedar

 

Ruwat Bumi Guci merupakan sebuah gelaran budaya tahunan masyarakat di Guci Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. menjadi sebuah media bentuk syukur dan akan rasa cinta tanah air kita yang dipersembahkan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal bekerjasama dengan masyarakat sekitar Desa Guci dan Rembul, dimana tahun sebelumnya di gelar secara Privat, Tahun ini hadir dengan Bangga kami mempersembahkan Ruwat Bumi Guci dengan mengambil ruh “Berkah Guci Nggawe Bungah” dengan harapan Ruwat Bumi ini sebagai sumber keberkahan bagi masyarakat Guci dan masyarakat luas yang menghadiri, terimakasih telah menjadi bagian dari kami, Majestic of Guci !

?Event ini bisa jadi salah satu referensi bagi peserta #mbahphotlot2022

#ruwatbumi #ruwatbumiguci #ruwatbumiguci2022 #majesticofguci #lombafoto #lombavlog #mbahphotlot #mbahphotlot2022 #nangkenekyehplesire #pesonaindonesia #wonderfulindonesia #visitjawatengah #jatenggayeng #budaya #culture #guci #wisatakabupatentegal


poraparadminJuly 5, 2022
076.-IKHWAN-LULU-ULFADLI-GUCI-1280x854.jpg

2min6560

Minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Tegal makin meningkat lebih – lebih ketika mucul istilah Wellness Tourism dalam dunia kepariwisataan, kenapa Guci sebagai salah satu sasaran bagi wisatawan dengan minat Wellness Tourism?, sudah banyak yang tau potensi kekayaan alam di Guci memiliki Air Panas Alami dimana kandungan dalam air tersebut sudah teruji dan memang tepat Guci itu Sebagai Wellness Destination, apalagi kedepan akan dibangunya konsep pariwisata dengan Hydrotherapy dimana sangat dibutuhkan untuk kebugaran dan penyembuhan beberapa jenis penyakit, Sebelumnya kami sampaikan apresiasi setinggi tingginya atas kepedulian terhadap pariwisata Kabupaten Tegal khusus nya kawasan DTW.Guci.
Perlu kami sampaikan bahwa retribusi masuk obyek wisata Guci dan retribusi parkir khusus obyek wisata mendasari peraturan daerah No.5 Tahun 2019 dimana besaran sebagai berikut :

Hari libur nasional/weekend (premi asuransi Rp. 600)
Dewasa : Rp. 11.400
Anak-anak : Rp. 10.500
Hari biasa /weekday (premi asuransi Rp. 600)
Dewasa : Rp. 9.400
Anak-anak : Rp. 8.500
Retribusi khusus parkir
Sepeda roda 2 : Rp. 1.000
Roda 4 : Rp. 2.000
truk/roda 6 : Rp. 5.000

Adapun tarif pemandian air panas tertutup (milik pemda) tarif sangat terjangkau yaitu :
Hari libur/weekend
Dewasa : Rp. 5.000
Anak anak : Rp. 4.500
Hari biasa/weekday
Dewasa : Rp. 3.500
Anak-anak : Rp. 3.000

Adapun wahana pemandian air panas alami PANCURAN 5 /pandansari (milik pemda) TIDAK DIPUNGUT TARIF/GRATIS dan taman Wellcome Guci dan Spot Selfi depan kantor UPTD Guci (milik pemda) juga TIDAK TIDAK DIPUNGUT TARIF/GRATIS.

Sedangkan wahana air panas/wahana wisata yang dikelola bukan oleh/bukan milik PEMDA seperti lahan perhutani dan BKSDA kementrian lingkungan hidup RI dan Bumdes, tarif dikelola dan ditentukan sesuai ketentuan masing masing instansi yg berwenang dengan mendasari peraturan perundang undangan yang ada termasuk Pancuran 13, wahana wisata milik swasta juga besaran tarif menjadi kewenangan swasta, kami secara berkesinambungan memberikan pembinaan dan pengaturan demi terjaga nya sapta pesona wisata di kawasan DTW Guci. Dengan harapan meningkatkan kenyamanan wisatawan, semoga Guci makin membenahi diri tentunya peran masyarakat disini sangat besar dampaknya.
Salam Pariwisata, selalu menjadi wisatawan yang baik dan bijak dimanapun anda berkunjung agar terciptanya sustainable tourism di Kabupaten Tegal. terima kasih.


poraparadminApril 8, 2022
WhatsApp-Image-2022-04-08-at-10.46.10.jpeg

2min6790

Waduk cacaban diresmikan pada 1952 berfungsi mengairi sawah-sawah di sekitarnya, tetapi juga difungsikan sebagai objek wisata. Dijadikannya sebagai objek wisata, Waduk Cacaban dapat memanjakan wistawan dengan menikmati suasana santai, dengan memancing ikan, jalan-jalan di atas bendungan ataupun dapat mengelilingi waduk dengan kapal motor. Adapun makanan khasnya adalah aneka ikan air tawar.
Namun hingga kini, Waduk Cacaban yang sudah menjadi destinasi wisata waduk itu seakan hanya jalan di tempat dan kalah jauh dengan wisata lainnya. Padahal Waduk Cacaban memilik potensi yang sangat laur biasa untuk dikembangkan.
Meski saat ini Waduk Cacaban sedang dibangun dan dimungkinkan lebih megah, tetapi untuk menjadikan destinasi wisata perlu juga mencari jalan lain agar wisata tersebut menjadi jujugan wisatawan, baik dari wisatawan domestic maupuan mancanegara. Mungkin di Waduk Cacaban perlu dilengkapi dari unsur kebudayaan dari lingkungan sekitar maupun dari budaya lain untuk memajukan destinasi wisata tersebut. Misalnya perlu ditawarkan ragam atraksi seni dan tradisi yang sarat akan nilai budaya. Semua itu dilakukann untuk memajukan daerah dari sisi wisata.
Melihat kondisi ini, Nyong Kopi berencana mengadakan diskusi yang dibalut dengan Tadarus Kebudayaan, dengan tema Cacaban dan Infrastruktur Kebudayaan.

Yang akan dilaksanakan Sabtu, 9 April 2022, pukul 20.30 sampai selesai. Lokasi di Kedai Nyong Kopi, Jl Brigjen Katamso No. 1 Slawi (Belakang Indomaret Kagok)


poraparadminFebruary 7, 2022
DSC_7643-1280x848.jpg

3min17400

Tegal merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang dikenal dengan sebutan Bahari (Bersih, Aman, Hijau, Asri, Rapih, Indah) dengan Slawi yang menjadi Ibukotanya. Selain warteg dan tahu aci, Kabupaten Tegal juga memiliki aneka motif batik yang menjadi ciri khasnya.

Batik Tegal pertama kali diperkenalkan pada akhir abad ke-19 dibawa oleh Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) yang saat itu tengah menikmati Pantai Utara bersama pengikutnya kemudian ia menurunkan ilmu membatiknya kepada anak cucu hingga meluas sampai ke masyarakat. Motif batik pada saat itu hanya didominasi warna hijau dan kecokelatan. RA Kardinah yang merupakan istri dari Bupati Tegal RM Adipati Ario Reksonegoro memperkenalkan batik pada 1908. Ia juga turut berperan dalam perkembangan sejarah batik di Tegal dengan mendirikan sekolah  putri yang didalamnya diajarkan tentang seni membatik dengan motif batik Lasem.

Berbeda dengan batik di kota lain, dahulu motif dan corak batik Tegalan hanya dibuat saat hajatan seperti acara nikahan dan sunatan sebagai sumbangan yang berharga karena mereka mrnjadikan batik sebagai karya seni yang nilainya tidak dibatasi. Perbedaan lainnya adalah penggunaan jenis canting isen-isen yang diameter corongnya lebih kecil dibandingkan daerah lain seperti Solo dan Yogyakarta yang menggunakan corong dengan diameter yang lebih besar.

Seiring berjalannya waktu, Batik Tegalan memiliki beraneka ragam jenis dan warna, diantaranya motif batik flora maupun fauna. Batik Kota Tegal memiliki ciri khas dengan motif fauna yang dilatarbekangi oleh kehidupan masyarakat pesisir pantai, sedangkan Batik Kabupaten Tegal di dominasi flora seperti Batik Beras Mawur dengan corak berupa titik-titik putih seperti beras tumpah yang dikombinasikan dengan beberapa bunga.

Adapun motif lainnya seperti Kembang Pacar, Kembang Sawo, Mahkota, Watu Pecah, Krokotan, Sidamukti, Jae Sarimpang, Alimahan, Grandilan, Glondahan, Tambangan, Kitiran atau Ndiwek, Belah Ketupat, Krikilan, Kawung Beton, Sawut Rembet, Blarakan dan masih banyak motif lainnya dengan latar belakang mayoritas masyarakatnya yang bergerak di bidang pertanian.

Masyarakat juga diharapkan turut serta melestarikan produk Batik Tegalan sebagai bukti mencintai produk lokal hingga mampu menembus pasar Internasional. Saat ini sudah banyak sentra industri batik yang tersebar di beberapa daerah Kabupaten Tegal, diantaranya Kecamatan Pangkah, Dukuhsalam, Bengle, dan Desa Sindang.


poraparadminSeptember 8, 2021
DSC_0367-1280x853.jpg

4min4380

(08/09/2021) bertempat di kantor Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Jl. A. Yani No 17 Slawi Kabupaten Tegal telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Penguatan Desa Wisata Munjungagung Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal terkait Pencanangan Desa Wisata Bahari yang diikuti oleh Danlanal Tegal Ltk Mar Ridwan Azis, Mtr.Hanla., CHRMP, Kadisporapar Kab. Tegal Bpk. Saidno, A.P.,MM, Ka. kesbangpol Kab. Tegal Bpk. Drs. Abasari,M.Hum, Ketua BPD Munjungagung Bpk. Jabidin Maulana, Paspotmar Lanal Tegal Kpt Mar Amat Syafi’I, Ka. DLH Kab. Tegal Bpk. Muchtar, S.Km.,M.Kes, Sekcam Kramat Bpk. Edy Prayitno, Kades Munjungagung Bpk. Jaenal, Ka. Bapermades diwakili Kasi Pengembangan kawasan Ibu Dyah Ayu P.

Dalam Rapat Koordinasi ini ada beberapa pandangan, berikut pandangan dari Kadisporapar Bpk. Saidno, A.P.,MM ” Di pantai Larangan Desa  Munjungagung pada musim tertentu ada semacam kiriman sampah sehingga dlm waktu tertntu pantai nya sangat kotor” maka dari itu peran dari Lanal Tegal sangat diharapkan untuk mensuport adanya pencanangan Desa Wisata Bahari. Sebaiknya Untuk masuk ke tempat wisata tidak boleh dibatasi usia karena tempat wisata diperuntukan untuk semua kalangan termasuk anak-anak, dan sesuai instruksi Bpk. Gubernur bahwa kartu vaksin tidak boleh sebagai syarat administrasi tertentu. Kalo ada produk hukum seperti retribusi yang jelas maka pengelola akan lebih semangat dan tertib melaksanakan tugasnya. Beliau sudah ada 16 Desa di Kabupaten Tegal yg dicanangkan sebagai Deesa Wisata salah satunya Desa Munjungagung sebagai Kawasan Desa Wisata Bahari.

Sekarang ini TNI AL Dhi. Lanal Tegal sedang mencanangkan program KBN (Kampung Bahari Nusantara) yg akan diresmikan pada tahun 2022, untuk itulah TNI AL berharap agar programnya bisa dikolaborasikan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal yang pada tahun yg sama akan mencanangkan program Desa Wisata Bahari. Adapun penetapan baik Kampung Bahari Nusantara maupun Desa Wisata Bahari secara kebetulan pada tempat yang sama yaitu di Desa Munjungagung Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Untuk mencapai tujuan tersebut kami mengharapkan nantinya apabila program itu bisa terlaksana dapat memenuhi/memiloki nilai” Edukasi, Ekonomi, Pertahanan, Pariwisata dan Kesehatan.

Ltk Mar Ridwan Azis, Mtr.Hanla., CHRMP mengatakan  “Dimasa damai seperti ini kami selaku Dinas Kemiliteran khususnya TNI AL sedang mengoptimalkan potensi maritim, dimana program tersebut agar supaya mudah diingat bahwa jika ingat Tegal ingat Angkatan Laut., ingat Tegal ingat Marinir. Kami berharap nantinya Lanal Tegal bisa sebagai inisiator dan pendampingan dalam kolaborasi pencanangan program Kampung Bahari Nasional dan Desa Wisata Bahari, Apalagi di dekat area tersebut akan dibangun Museum Bahari Nasional yaitu di Desa Padaharja Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal yg rencananya Museum tersebut merupakan miniatur poros maritim nasional.

Pengelolaan wisata pantai Larangan Munjungagung adalah menggunakan anggaran ADD Desa Munjungagung dengan cara tambal sulam. Sementara anggaran yg sudah dikelola sejumlah 148 juta dan 100 juta yang digunakan untuk pengaspalan (jalan) dan ada dibangun pendopo kecil kurang lebih sekitar 60%, menurut Kades Munjungagung aka nada bantuan dari Kementerian Kelautan berupa : Perahu wisata, Landmark dan Pendopo Wisata, Namun kondisi masyarakat masih kurang kesadarannya akan sampah, meskipun sudah dibelikan gerobak, sudah ada TPS (Tempat pembuangan sampah sementara)  yang diambil/angkut tiap satu minggu 2 truk namun untuk Bank sampah belum ada. Dan rencananya TPS akan dijadikan satu sehingga area wisata terkesan nyaman panoramanya. Di munjungagung dari dahulu tanah timbul menjadi rebutan oleh masyarakat bahkan posisi dipantai saja sekarang sudah banyak yg matok/memiliki.

Dengan melihat kondisi Pantai Munjungagung yang sekarang, peserta Rapat secara sepakat setuju dengan adanya pencanangan Kampung Bahari Nasional,Karena akan berdampak positif untuk Desa Wisata Munjungagung.


poraparadminOctober 2, 2020
DSC_7643-1280x848.jpg

5min12250

Kabupaten dengan luas wilayah 901,52 kilometer persegi ini tidak kalah dengan daerah lainnya. Kabupaten tegal juga mempunyai ratusan pengrajin batik yang sudah turun-temurun sejak lama. Pengrajin batik ini tersebar di beberapa desa Kabupaten Tegal. Mereka ada yg mengembangkan produk batik tulis dan alam, batik cap, batik sablon/printing, dan batik kombinasi.

Batik Tegalan mempunyai corak yang sangat unik. tergolong dalam jenis batik pesisir karena ragam hiasnya naturalis, tidak ada aturan atau batasan mengikat seperti halnya batik Yogya dan Solo. Batik Kabupaten Tegal terkenal dengan motif batik klasik yang memiliki corak dan warna tegas, hal ini mencerminkan watak “Wong Tegal”.

Batik tulis Tegal atau Tegalan dapat dikenali dari motif gambar atau motif rengrengan besar atau melebar. Motifnya banyak mengadopsi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat.

“Ada beberapa motif batik Tegalan yang sudah dikenal masyarakat, seperti motif Beras Mawur, Watu Pecah, Gribigan, Galaran, Blarakan, Kembang Sawo, Ambringan, Kembang pacar, Krokotan, Sawut Rembet, Jae Sarimpang, Kawung, Kawung Jenggot, Kawung Beton, Sidamukti, Sidamukti Kuku Macan, Sidamukti Ukel, Sidamukti Grandil, Sidamukti Putihan, dan Sidamukti Rantai”.

Motif Beras Mawur, misalnya dibuat berupa titik-titik putih seperti beras tumpah (beras mawur). Pembuatan godongannya (bentuk daun) adalah ambringan atau daun ambring yang dikombinasikan dengan beberapa bunga.

Sedangkan motif Mahkota merupakan motif dengan menggunakan pacitan gabahan dan menggambarkan bentuk mahkota dengan warna biru. Motif Mahkota juga merupakan motif nongeometris dengan bentuk mahkota mendominasi seluruh permukaan kain, sedangkan godongan dengan isen-isennya menjalar di sela-sela bentuk mahkota dengan batasan agris putih. Pemilihan warna pada motif ini didominasi warna biru yang memenuhi bentuk mahkota, juga pada bentuk godongannya warna biru muncul mengiringi warna hijau muda dan sedikit warna kuning gading. Warna krem pada pacitan gabahan menambah anggunnya motif mahkota tersebut.

“Sebaliknya, motif Alimahan berupa motif daun yang sarat dengan isen-isen. Sedangkan pacitannya (dasarnya) berupa gabahan (padi yang masih menempel pada tangkainya). Penggarapan bentuk motif ini sebenarnya hanya ada 4 macam bentuk daun, tetapi pembuatan isen-isen dan warna daun tersebut berbeda-beda sehingga kelihatannya bentuk daunnya dibuat bermacam-macam,”

Motif Grandilan adalah motif dengan menggunakan godongan Turi Putih sebagai inti dari motif ini, sedangkan pacitannya berupa klabangan yang memenuhi permukaan kain.

Motif Grandilan juga merupakan motif nongeometris dengan penempatan bentuk-bentuk daun turi yang menyebar.

Berbeda dengan motif Glondahan, motif Tambangan adalah motif yang menyerupai tambang yang menyilang dan membentuk belah ketupat. Sedangkan di dalam belah ketupat tersebut terisi dengan godongan, pacitan dan isen-isen yang berbeda-beda.

Motif Tambangan menonjolkan bentuk tambang yang melintang dan penuh dengan isen-isen terlihat tumpang tindih bergantian, bentuk tambang dibuat besar sehingga mendominasi motif ini, sedangkan penggarapan godongan, pacitan hanya pelengkap yang mengisi bagian di antara tambang tersebut.

Ada satu lagi motif yang sangat khas Tegal “ndiwek”, yaitu motif Kitiran. Nama motif Kitiran diambil dari bentuk pacitannya, yaitu pembuatan pacitan menyerupai bentuk kitiran yang sedang berputar. Pembuatan pacitan seluruhnya berupa kitiran, sedangkan bentuk godongannya berupa manukan (burung) dan daun dengan penggarapan isen-isen yang bervariasi

Motif Belah Ketupat,  tak kalah uniknya. Motif ini berbentuk dua buah segitiga yang membetuk belah ketupat sedangkan masing-masing segitiga memiliki pacitan yang berbeda-beda. “Pembuatan pacitan pada masing-masing segitiga yang membentuk belah ketupat berupa buntut bajing, gabahan,cecek awe-awe, sawud rentet dan lain-lain. Sedangkan pembuatan godongan hanya sebagai penyatu yang dibuat diantara/perbatasan segitiga satu dan lainnya yang berbentuk daun dan bunga,”

Motif Dlorongan, tak kalah menariknya. Pasalnya, motif ini berbentuk garis yang membujur miring dengan penggarapan pacitan dan godongannya di antara dua garis yang menyilang tersebut.

“Di beberapa desa saat ini tengah mengembangkan motif Krikilan. Motif ini diambil berdasarkan pacitannya, yaitu berupa krikilan ( batu- batu kecil) yang memenuhi ke seluruh permukaan kain batik di antara godongannya (daunnya). Motif krikilan menggunakan godongan berupa bentuk burung, daun dan bunga yang tersusun dengan keseimbangan yang matang. Bentuk burung digarap dengan ketelitian yang tinggi serta dengan mempertimbangkan segi-segi keharmonisan terutama dalam perwarnaan,”

Sentra industri batik di kabupaten Tegal sendiri kini tersebar di desa Bengle, Pasangan, Pangkah, Dukuhsalam, dan desa Sindang.

Sudah pakai batik tegalan belum?

Yuk, bangga dengan buatan Indonesia.

Semoga kelak batik Kabupaten Tegal mendunia.



About us

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.17, Procot, Kec. Slawi, Tegal, Jawa Tengah 52412


disporapar@tegalkab.go.id

(0283) 491827



Latest posts